Dr. Tike Sartika

Bisnis ayam kampung merupakan bisnis yang tidak mengenal berhenti, dikarenakan banyaknya jenis ayam kampung di Indonesia sehingga membuat peternak bisa memilih dan menyesuaikan tempat tinggal. Namun, bisnis ayam kampung juga memiliki kelemahan yaitu pertumbuhan dan produktivitas telurnya rendah akibat belum adanya bibit yang unggul. Selain itu, pemeliharaan ayam kampung masih bersifat tradisional dan pemberian makanannya tidak disesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian melakukan penelitian untuk menghasilkan produksi ayam kampung yang unggul, yaitu pertumbuhan dan produktivitas telur yang lebih tinggi dibandingkan ayam kampung biasa. Ayam kampung itu disebut dengan ayam KUB. Keunggulan ayam KUB diantaranya adalah produksi telur tinggi mencapai 180 butir/ekor/tahun, bobotnya sampai 0.7-1 kg/ekor, sifat mengeramnya sangat rendah, tampilan luarnya sama dengan ayam kampung biasa, dapat dijadikan parent stock untuk disilangkan dengan ayam lokal unggul lainnya, konsumsi pakannya rendah, mortalitas rendah dengan pemeliharaan intensif, kualitas telur mencapai 85%. Untuk kandang, peralatan, pakan, vaksinasi ayam kub harus dibedakan antara ayam pedaging dan ayam petelur. Walaupun ayam KUB lebih tahan penyakit, bukan berarti tidak perlu adanya upaya untuk pencegahan. Penyakit akan muncul karena tidak adanya pemeliharaan yang baik. Selain itu, pakan juga harus diperhatikan agar pertumbuhan ayam KUB optimal. Semua seluk beluk ayam KUB dibahas dalam buku ini, mulai dari asal usul, karakteristik, pemeliharaan, sampai pemanenan. Selain itu, analisis usaha juga dijelaskan dalam buku ini. Analisis usaha penting dibuat untuk mengetahui nilai keuntungan yang bisa diperoleh dari suatu usaha, sehingga kita yakin beternak ayam KUB lebih menguntungkan.